KOMITMEN ADARO

Adaro mendukung penuh komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk menurunkan emisi GRK termasuk upaya dekarbonisasi untuk mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih awal dengan berbagai upaya. Adaro telah menghitung emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan operasionalnya (scope 1 dan scope 2) dan terus melaksanakan berbagai upaya pengurangan emisi GRK.

 

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk dan anak-anak perusahaannya (“Adaro”) mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk upaya-upaya untuk mencapai net-zero emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. Sehubungan dengan hal tersebut, Adaro telah mempersiapkan serangkaian strategi dekarbonisasi. 

Strategi dekarbonisasi Adaro meliputi inisiatif-inisiatif berikut:

  1. Menyatakan dan melaksanakan kerangka strategi ESG Adaro.
  2. Menyusun penghitungan emisi GRK yang dihasilkan dari aktivitas operasional untuk scope 1 dan scope 2. 
  3. Memanfaatkan bahan bakar rendah karbon (biodiesel) dan energi terbarukan serta mengkaji efektivitas pemanfaatan armada rendah karbon dalam aktivitas operasional. 
  4. Melaksanakan upaya-upaya konservasi energi yang didukung dengan program operational excellence dan sistem manajemen energi. 
  5. Mempersiapkan diri untuk berpartisipasi pada program carbon trading dan carbon offsetting, termasuk pemanfaatan teknologi yang tepat serta implementasi solusi berbasis alam (Nature-based Solutions).

 

Kerangka Strategi ESG Adaro

 

Kerangka Strategi ESG Adaro disusun untuk mengidentifikasi, menangani, dan mengelola risiko ESG Adaro melalui tiga komponen ESG: lingkungan, sosial, dan tata kelola. Fokus dan prioritas untuk ketiga komponen ini didasarkan pada materialitas dan relevansi terhadap bisnis. Kerangka Strategi ESG Adaro juga mencakup “enablers”, atau upaya-upaya yang ditentukan sebagai basis roadmap, program, dan inisiatif ESG Adaro. Selaras dengan tren global saat ini, di antara hal-hal yang diprioritaskan Adaro, fokus utamanya adalah emisi GHG dan manajemen kinerja energi.

 

Upaya-upaya mitigasi Adaro: 

  1. Memprakarsai penggunaan biodiesel (B5) dalam aktivitas operasional pada tahun 2013, dan sejak saat itu Adaro terus menggunakan biodiesel sesuai dengan program pemerintah.
  2. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil melalui elektrifikasi dan meningkatkan konsumsi energi terbarukan dengan menggunakan solar PV – untuk aktivitas operasional dan fasilitas infrastruktur.
  3. Melaksanakan program operational excellence dan manajemen energi.
  4. Menggunakan sertifikat energi terbarukan (RECs) sebagai mekanisme offset karbon.
  5. Melaksanakan proyek penyerapan karbon dan program rehabilitasi daerah aliran sungai.
  6. Melakukan revegetasi dan membangun taman energi.

 

Adaro sedang mengkaji kelayakan opsi-opsi teknologi yang tersedia untuk memastikan efektivitas upayaupaya dekarbonisasi, misalnya teknologi untuk bahan bakar rendah karbon dan armada operasional rendah karbon. Lebih lanjut, Adaro akan terus memantau dan mengikuti perkembangan teknologi dekarbonisasi sebagai bagian upayanya untuk mencapai komitmen NZE-nya.